Sabtu, 12 Maret 2011

PERCOBAAN ENZIM KATALASE

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metabolisme merupakan suatau reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup. Reaksi metabolisme tersebut dimaksudkan untuk memperoleh energi, menyimpan energi, menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan, memasukkan atau mengeluarkn zat - zat, melakukan gerakan, menyusun struktur sel, merombak struktur – struktur sel yang tidak dapat digunakan lagi, dan menanggapi rangsang.

Tentunya dalam suatu reaksi kimia terdapat zat – zat atau senyawa – senyawa baik yang sifatnya menghambat (inhibitor), atau mempercepat reaksi (aktivator). Senyawa – senyawa yang mempercepat suatu reaksi dikenal dengan sebutan katalisator.

Katalisator adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk.

Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.

Metabolisme yang merupakan reaksi kimia memiliki katalisator yang disebut dengan enzim.

Enzim yang tersusun atas protein dan molekul lainnya bekerja dengan menurunkan energi aktivasi, sehingga tidak diperlukan suhu dan energi tinggi untuk melakukan suatu reaksi kimia didalam tubuh.Jika tidak terdapat katalisator dalam metabolisme, maka suhu tubuh akan meningkat dan membahayakan bagi tubuh makhluk hidup.

Kerja enzim tentunya dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar enzim. Faktor dalam misalnya substansi – substansi genetik yang dibawa oleh masing – masing enzim.

Keinginan kami untuk mengetahui faktor luar yang mempengaruhi kerja enzim, dan memenuhi tugas biologi, merupakan suatu motivasi kami untuk melakukan percobaan sederhana yang menggunakan enzim katalase sebagai contoh(sample).

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana konsentraasi enzim katalase dalam setiap bahan?

1.2.1 Bagaimana cara kerja enzim katalase?

1.2.3 Bagaimana pengaruh NaOH, HCl dan suhu terhadap kerja enzim?

1.3 Batasan Masalah

Kami hanya membahas dan menganalisa hasil percobaan yang telah kami lakukan.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Mengetahui cara kerja enzim katalase.

1.4.2 Mengatahui faktor – faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase.

1.5 Hipotesa

Karena enzim katalase terbentuk atas senyawa protein, maka enzim ini juga memiliki ciri – ciri yang sama dengan protein. Kerja enzim akan sangat dipengaruhi oleh suhu dan derajat keasaman lingkungannya.

1.6 Variabel – Variabel

1.6.1 Variabel bebas : NaOH, HCl, Suhu

1.6.2 Variabel kontrol : H2O2, ekstrak hati babi, ekstrak jantung babi, ekstrak daun pepaya, ekstrak wortel, ekstrak umbi.

1.6.3 Variabel respon : banyak gelembung dan percikan – percikan api yang ditimbulkan.

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Enzim

Menurut Syamsuri metabolisme sangat bergantung pada enzim. Enzim berperan sebagai pemercepat reaksi metabolisme di dalam tubuh mahkluk hidup, tetapi enzim tidak ikut bereaksi.

2.2 Struktur Enzim.

Enzim merupakan protein yang tersusun atas asam – asam amino. Kebanyakan enzim berukuran lebih besar dari substratnya.akan tetapi,hanya daerah tertentu dari molekul enzim tersebut yang berikatan dengan substrat, yaitu bagian yang disebut dengan sisi aktif (active side)

Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas dua bagian, yaitu bagian protein dan bagain bukan protein.

1 Bagian protein disebut apoenzim, tersusun atas asam – asam amino. Bagian protein bersifat labil (mudah berubah), misalnya terpengaruh oleh suhu dan keasaman.

2 Bagain bukan protein yang disebut gugs protetik, yaitu gugusan yang aktif. Gugus prostetik yang berasal dari molekul non organik disebut kofaktor, misalnya besi, tembaga, zink. Gugus prostetik yang terdiri dari senyawa – senyawa kompleks disebut konenzim, misalnya NADH, FADH, koenzim A, tiamin, riboflavin, asam pantotenat, niasin, piridoksin, biotin, asam folat, dan kobalamin.

2.3 Ciri – Ciri Enzim

1. Biokatalisator : enzim hanya dihasilkan oleh sel-sel mahkluk hidup yang digunakan untuk mempercepat proses reaksi.

2. Protein : sifat-sifat enzim sama dengan protein yaitu dapat rusak pada suhu yang tinggi dan dipengaruhi pH

3. Bekerja Secara Khusus : enzim tertentu hanya dapat mempengaruhi reaks tertentu, tidak dapat mempengaruhi raeksi lainnya. Zat yang terpengaruhi oleh enzim tersebut substrat. Substrat adalah zat yang bereaksi. Oleh karena macam zat yang bereaksi di dalam sel sangat banyak, maka macam enzim pun banyak

4. Dapat Digunakan Berulang Kali: dapat digunakan berulang kali karena enzim tidak berubah pada saat terjadi reaksi. Satu molekul enzim dapat bekerja berkali-kali selama enzim itu tidak rusak.

5. Rusak Oleh Panas : enzim rusak oleh panas karena merupakan suatu protein . Rusaknya enzim oleh panas disebut denaturasi jika telah rusak enzim tidak dapat bekerja lagi.

6. Tidak Ikut Bereaksi : enzim hanya diperlukan untuk mempercepat reaksi namun tidak ikut bereaksi.

7. Bekerja Dapat Balik : suatu enzim dapat bekerja menguraikan suatu senyawa menjadi senyawa-senyawa lain dan sebaliknya dapat pula bekerja menyusun senyawa-senyawa itu menjadi senyawa semula.

8. Kerja Enzim Dipengaruhi Faktor Lingkungan :

  1. Biokatalisator
    Di dalam sel juga terdapat katalisator, salah satunya adalah enzim. Enzim hanya dihasilkan oleh sel sel mahluk hidup sehingga disebut sebagai biokatalisator.
  2. Protein
    Enzim adalah suatu protein. Dengan demikian, sifat sifat enzim sama dengan protein, yang dapat rusak pada suhu tinggi dan terpengaruh oleh pH.
  3. Bekerja secara khusus.

Enzim bekerja secara khusus, artinya enzim tertentu hanya dapat mempengaruhi reaksi tertentu, tidak dapat mempengaruhi reksi lainnya. Zat yang terpengaruh oleh enzim disebut substrat. Substrat adalah zat yang bereaksi. Oleh karena macam zat yang bereaksi d dalam sel sangat banyak, maka macam enzim pun banyak.

  1. Dapat digunakan berulang kali.
    enzim dapat digunakan berulang kali karena enzim tidak berubah pada saat terjadi reaksi. Satu molekul enzim dapat bekerja berkali kali, selama enzim itu sendiri tidak rusak. Jika molekul enzim rusak, enzim tersebut harus diganti. Oleh karena itu, enzim pun hanya diperlukan dalam jumlah sedikit.
  2. Rusak oleh panas.

Enzim rusak oleh panas karena enzim adalah suatu protein. Jika enzim rusak oleh panas disebut denaturasi. Kebanyakan enzim rusak pada suhu 50 telah rusak, enzim tidak dapat berfungsi lagi walaupun pada suhu normal

  1. Tidak ikut bereaksi

Enzim hanya diperlukan sebagai pemercepat reaksi, namu molekul enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi.

  1. Bekerja dapat balik
    Umumnya, enzim bekerja secara dapat balik. Artinya, suatu enzim dapat bekerja umenguraikan suatu senyawa menjadi senyawa senyawa lain, dan sebaliknya dapat pula bekerja menyusun senyawa senyawa itu menjdi senyawa semula

2.4 Cara Kerja Enzim

2.4.1 Teori gembok - anak kunci
Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai untuk satu jenis substrat saja. Entuk substrat sesuai dengan sisi aktif, seperti gembok cocok dengan anak kuncinya. Hal itu menyebabkan enzim bekerja secara spesifik. Substrat yang mempunyai bentuk ruang yang sesuai dengan sisi aktif enzim akan berikatan dan membentuk kompleks transisi enzim-substrat. Senyawa transisi ini tidak stabil sehingga pembentukan produk berlangsung dengan sendirinya. Jika enzim mengalami denaturasi (rusak) karena panas, bentuk sisi aktif berubah sehingga substrat tidak sesuai lagi. Perubahan pH juga mempunyai pengaruh yang sama.
2.4.2 Teori induced fit
Reaksi antara substrat denan enzim berlangsung karena adanya induksi molekul substrat terhadap molekul enzim. Menurut teori ini, sisi aktif enzim bersifat fleksibel dalam menyesuaikan struktur sesuai dengan struktur substrat. Ketika substrat akan terinduksi dan kemudian mengubah bentuknya sedikit sehingga mengakibatkan perubahan sisi aktif yang semula tidak cocok menjadi cocok (fit). Kemidian terjadi pengikatan substrat oleh enzim, yang selanjutnya substrat diubah menjadi produk. Produk kemudian dilepaskan dan enzim kembali pada keadaan semula, siap untuk mengikat substrat baru.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang kami pergunakan dalam meguji cara kerja enzim katalase adalah metode eksperimen.

3.2 Tempat Penelitian

Kami melakukan percobaan ini di Laboratorium Biologi SMA N 1 Amlapura

3.3 Waktu Penelitian

Percobaan dilaksankan pada pukul 8.50 hari Selasa, 1 September 2009

3.4 Alat dan Bahan

a. Alat

  • Pisau
  • Penumbuk
  • Tabung reaksi
  • Rak tabung reaksi
  • Pipet tetes.
  • Lilin
  • Korek api
  • Dupa
  • Pembakar spritus
  • Termometer
  • Indikator universal
  • Gelas kimia

b. Bahan

  • H2O2 10%
  • HCl 5%
  • NaOH 5%
  • Es
  • Aquades
  • Jantung babi
  • Hati babi
  • Wortel
  • Ketela rambat
  • Daun pepaya

3.5 Langkah Kerja

Disiapkan alat dan bahan

1 Masing – masing bahan ditumbuk alus, dicampur dengan sedikit aquades kemudian dicari ekstraknya.

2 Diberikan label pada setiap tabung reaksi yang telah dmasukkan ekstrak masing – masing bahan.

3 Ditambahkan H2O2 pada masing – masing ekstrak kemudian diamati perubahannya, kemudian didekatkan dupa yang menyala ke mulut tabun reaksi, diamati perubahannya.

4 Dibuat kembali ekstrak hati babi.

5 Dituangkan ke dalam 6 tabung reaksi

6 Diberi label pada masing – masing tabung .

7 Pada tabung 1 dicampur HCl, pada tabung 2 dicampur NaOH, diukur pH.

8 Dicampur H2O2 pada kedua tabung diamati perubahanyya.

9 Pada tabung 3 dimasukkan kedalam gelas kimia yang diisi es, diukur suhunya sampai 00C, kemudian dicampur H2O2, diamati perubahannya.

10 Pada tabung 4 dimasukkan ke dalam gelas kimia yang diisi air.

11 Dipanaskan dengan menggunakan pembakar spritus, diukur suhunya sampi 55 0 C, diamati perubahannya.

12 Diulangi langkah ke 11 dan 12, tetapi suhunya diukur sampai 75 o C. diamati perubahannya.

13 Diulangi langkah ke 11 dan 12, tetapi suhunya diukur samppi 100 0 C.

15. Dicatat hasil pengamatannya.


BAB IV

HASIL PENGAMATAN

Tabel Pengamatan 1

Tabung

Isi

Gelembung

Saat dimasukkan dupa

Waktu Rekasi

A

ekstrak hati babi

Banyak gelembung

timbul api

cepat

B

ekstrak jantung babi

sedikit gelembung

timbul api

cepat

C

ekstrak wortel

sedikit gelembung

timbul api

lama

D

ekstrak daun pepaya

Banyak gelembung

timbul api

cepat

E

ekstrak umbi ketela rambat

sedikit gelembung

timbul api

lama

Tabel Pengamatan 2

Tabung

Isi

Gelembung

Saat dimasukkan dupa

Waktu Rekasi

I

ekstrak hati babi + 2 ml NaOH ph = > 7

tidak ada gelembung

tidak timbul api

-

II

ekstrak hati babi + 2 ml HCL ph = 2,5

tidak ada gelembung

tidak timbul api

-

III

ekstrak hati babi + suhu 550C

sedikit gelembung

menyala

lama

IV

ekstrak hati babi + 00 C

sedikit gelembung

menyala

lama

V

ekstrak hati babi + 100 0C

tidak ada gelembung

tidak timbul api

-

VI

ekstrak hati babi + 75 0

sedikit gelembung

tidak timbul api

 




BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Konsentrasi Enzim Katalase pada Setiap Bahan

4.1.1 Konsentrasi ditinjau dari waktu reaksi.

Pada bahan yang kami gunakan terdapat jumlah enzim katalase yang berbeda. Hal ini ditunjukkan oleh waktusaat gelembung timbul pada masing – masing bahan berbeda- beda, misalnya saja pada ekstrak umbi dan wortel. Kedua bahan ini, kami buat sama jumlahnya, dan jumlah H2O2 yang kami teteskan pun sama. Tetapi kedua bahan ini membutuhkan waktu yang lama untuk bereaksi, atau dengan kata lain, gelembung yang timbul lebih lama.

Lain halnya dengan ekstrak hati babi, ekstrak jantung, dan ekstrak daun pepaya saat diteteskan H2O2, gelembung muncul dengan waktu yang lebih cepat dari ekstrak umbi dan wortel, walaupun dengan jumlah gelembung yang berbeda – beda. Gelembung yang lama muncul berarti reaksi antara H2O2 dengan enzim katalase berlangsung lama, padahal kami menggunakan jumlah ekstrak yang sama, dan konsentrasi H2O2 yang sama.

Perbedaan waktu reaksi ini dapat kami analisisa sebagai tanda perbedaan jumlah enzim katalase pada masing – masing bahan, karena kecepatan reaksi kimia yang melibatkan enzim tentunya dipengaruhi oleh jumlah atau konsentrasi enzim dan konsentrasi substratnya. Jika salah satu konsentrasi, baik enzim maupun substrat akan mengakibatkan berkurangnya kecepatan reaksi kimia tersebut.

4.1.2 Konsentrasi Enzim ditinjau dari jumlah gelembung.

Jumlah gelembung yang muncul pada setiap bahan yang kami pergunakan berbeda – beda. Pada ekstrak umbi, ekstrak wortel dan ekstrak jantung babi muncul jumlah gelembung yang lebih sedikit dibanding bahan lainnya, artinya hasil reaksi yang dihasilkan lebih sedikit.

Hasil reaksi yang sedikit diakibatkan oleh konsentrasi enzim yang sedikit pula, acuan ini kmai pergunakan untuk menganalisa konsentrasi enzim pada bahan - bahan yang menghasilkan sedikit gelembung.

Pada bahan – bahan yang mengahasilkan banyak gelembung, berarti menghasilkan banyak produk. Dengan kata lain jumlah enzimnya lebih banyak dibanding bahan – bahan yang lainya.

Hal ini merupakan bukti bahwa bahan yang mengandung enzim katalase lebih banyak adalah ekstrak hati dan ekstrak daun pepaya. Analisa ini sesuai dengan teori yang menyebutkan enzim katalase biasanya terdapat dalam sel – sel hewan tertentu, seperti sel hati, sel ginjal sel otot, dan pada tumbuhan enzim katalase ada pada semua jenis sel(KREATIF:2008). Dan kandungan enzim katalase rendah terkandung dalam ekstrak wortel, ekstrak umbi, dan ekstrak jantung babi.

4.2 Cara Kerja Enzim Katalase

Enzim katalase akan menguraikan H2O2 menjadi air (H2O) dan Oksigen (O2). Pada percobaan kami oksigen yang dihasilkan dari reaksi penguraian tersebut berupa gelembung. Gelembung ini sangat mudah bereaksi dengan api, diamana saat kami memasukkan dupa yang menyala timbul percikan – percikan api.

Sifat oksigen sebagai oksidator dalam pembakaran menyebabkan oksigen mudah beraksi dengan bahan – bahan yang mudah terbakar. Kami mengetahui gelembung tersebut oksigen dengan mencocokkan teori dan hasil eksperimen kami.

Enzim katalase pada tubuh manusia merupakan senyawa yang juga bertanggung jawab akan penguraian bahan – bahan atau senyawa – senyawa oksidatif yang berbahaya bagi tubuh. Seperti asam fenol, asam format, dan alkohol (Anonim,2009). Ini berarti enzim katalase bekerja tidak mengkhusus, atau bekerja secara fleksibel, sesuai dengan hipotesis teori inducted fit.

4.3 Pengaruh NaOH, HCl, dan suhu terhadap Enzim Katalase.

4.3.1 Pengaruh Suhu

Enzim katalase yang terbentuk atas gugus protein, tentunya memilki sifat yang sama dengan protein. Enzim ini rusak saat dipanaskan pada suhu 500C,750C, dan pada 1000C. Pada suhu tersebut ekstrak hati babi yang telah ditetesi H2O2 mengeluarkan sedikit gelembung dan sedikit nyala api (500C) dengan waktu yang lama, dan tidak mengeluarkan gelembung maupun nyala api pada suhu 750C, dan pada 1000C, dikarenakan enzim sudah rusak pada suhu diatas 500C (Syamsuri,2007). Ikatan – ikatan hidrogen dan ikatan molekul lainnya yang menyusun enzim menjadi labil saat dipanaskan sehingga merusak struktur enzim (Permana,2006).

Sedangkan pada suhu 00C, ekstrak hati mengeluarkan sedikit gelembung dan sedikit nyala api dengan waktu reksi yang lama. Teori yang menyatakan enzim akan inaktif pada suhu dibawah 100C sesuai dengan hasil yang kami dapatkan pada percobaan sederhana ini.

4.3.2 Pengaruh NaOH danHCl

Ekstrak hati yang dicampur dengan NaOH(pH= >7) dan HCl (pH = 2,5) saat ditetesi H2O2 tidak mengeluarkan gelembung. Hal ini, berarti enzim tidak bekerja pada keadaan basa maupun asam. Suasana asam dan basa akan menghambat kerja enzim dan akhirnya merusak enzim. Enzim katalase dapat bekerja optimum pada pH normal, hal ini dibuktikan dengan banyaknya gelembung pada ekstrak hati, yang tidak dicampur dengan HCl atau NaOH.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Enzim katalase bekerja dengan menguraikan H2O2 menjadi air (H2O) dan Oksigen (O2).

5.1.2 Enzim katalase akan rusak apabila bekerja pada suhu diatas 500C, dan pada kondisi asam maupun basa

5.2 Saran

5.2.1 Dibutuhkan waktu yang lebih lama, dan waktu yang khusus (diluar jam pelajaran) untuk melakukan percobaan ini agar kami lebih teliti dan intensif dalam menguji faktor yang mempengaruhi kerja enzim.

5.2.2 Dibutuhkn alat – alat yang lebih lengkap agar data hasil percobaan kami lebih akurat.

5.3 Pertanyaan

  1. Gelembung apa yang dihasilkan dalam tabung percobaan ?Bagaimana cara mengujinya?
  2. Mengapa H2O2 dipakai sebagai bahan percobaan untuk mengamati kerja enzim katalase?
  3. Mengapa reaksi berkurang jika ekstrak hati + H2O2 dimasukan HCl dan NaOH?
  4. Faktor apakah yang mempengaruhi kerja enzim katalase? Jelaskan berdasarkan hasil percobaan!
  5. Pada bahan apa saja terdapat enzim katalase?
  6. Apa fungsi enzim katalase pada tubuh?
  7. Apa yang terjadi pada sel tubuh jika hati kita tidak menghasilkan katalase?

Jawab :

  1. Gelembung yang dihasilkan dalam tabung percobaan adalah gelembung-gelembung O2 gelembung O2 ini merupakan hasil penguraian dari H2O2. Hal ini dibuktikandengan timbulnya nyala api pada tabung reaksi saat dimasakkan dupa yang menyala, dimana oksigen merupakan suatu unsure yang bersifat oksidator dan mempercepat proses pembakaaran atau mudah bereaksi dengan bahan-bahan yang mudah terbakar. Sehingga pada saat dupa dimasukkan timbul percikkan-percikan api kecil.
  2. Karena enzim katalase yang terdapat dalam peroksisom yang terdapat pada sel hati, sel ginjal, sel otot dari hewan berfungsi sebagai suatu katalis yang mempercepat proses penguraian senyawa-senyawa yang bersifat racun didalam tubuh, dimana salah satu senyawa yang dapat dikatalis oleh enzim katalase adalah H2O2 ( Hidrogen Peroksida ). Senyawa ini merupakan hasil sampingan dari proses metabolisme. Jadi hal tersebut yang menyebabkan kenapa H2O2 digunakan sebagai bahan percobaan untuk mengamati kerja enzim katalase.
  3. Karena suatu laju reaksi kimia yang melibatkan enzim, dipengaruhi oleh dua faktor yaitu konsentrasi enzim dan konsentrasi substrat ( H2O2 ). Jika salah satu faktor tersebut jumlahnya berkurang maka kecepatan laju reaksi pun berkurang. Enzim merupakan senyawa yang tersusun atas gugus protein yang sangat rentan terhadap pH ( derajat keasaman ), jika enzim bekerja pada pH yang terlalu asam atau pH yang terlalu basa maka enzim tersebut akan rusak, sehingga jumlah enzim yang dapat bekerja dengan baik berkurang (konsentrsi enzim berkurang). Hal inilah melatarbelakangi mengapa reaksi berkurang jika ekstrak hati dimasukkan dalam larutan HCL atau NaOH, yaitu jumlah enzim kurang.
  4. Faktor – faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah
    1. Derajat keasaman (ph). Enzim tidak akan dapat bekerja pada ph yang terlalu asam, dan ph yang terlalu basa. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya jumlah gelembung yang muncul dan nyala api yang timbul pada tabung reaksi yang dicampur dengan HCL dan NaO
    2. Suhu, enzim hanya dapat bekerja secara optimal pada suhu 100 C – 50 0 .
  5. Pada percobaan kami semua bahan menunjukkan adanya enzim katalase. Enzim katalase biasanya terdapat pada organel sel, yaitu peroksisom. Organel ini terdapat pada sel – sel hewan tertentu , seperti sel ginjal, sel hati, dan sel otot, sedangkan pada tumbuhan peroksisom ada pada berbagai jenis sel. Pada bahan yang kami gunakan merupakan bahan yang selnya terdapat enzim katalase, yaitu hati ( tepatnya pada sel – sel hati), jantung (sel – sel otot jantung), wortel, daun pepaya, dan umbi rambat.
  6. Fungsi enzim katase yang terdapat dalam badan mikro, adalah sebagai katalisator yang bertanggung jawab dalam proses pengurain H2O2 menjadi air dan oksigen, disamping sebagai zat – zat oksidatif seperti asam, fenol, asam format, dan alkhohol. Jadi secara umum enzim merupakan katalis yang melindungi tubuh dari kondisi oksidatif.
  7. Jika hati tidak menghasilkan enzim katalase, maka tubuh akan keracunan yang diakibatkan senyawa – senyawa hasil sampingan metabolisme tidak dapat terurai.

5.4 Daftar Pustaka

Anonim.2008.Artikel. Terdapat http://id.answers.yahoo.com. Diakses pada tanggal 2 September 2009

Permana, Agus.D,dkk.2006. Biologi untuk SMA.Bandung:TOBI

Saymsuri, Istamar, dkk. 2007. Biologi untuk SMA Kelas XII Semester 1. Malang : Erlangga

Wardono, Agus, dkk. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII Semester Gasal. Klaten: Viva Vakarindo

6 komentar:

Anonim mengatakan...

ijin copi..
mksh

Anonim mengatakan...

ijin copi
mksh

Anonim mengatakan...

wuih keren. bisa jadi bahan literatur

iLmHy mengatakan...

minta izin yach.... untuk copy.... trims

iLmHy mengatakan...

minta izin yach.... untuk copy...

Anonim mengatakan...

minta izin utk copy ya _Hendi_

TINJAUAN PUSTAKA KEJANG DEMAM

TINJAUAN PUSTAKA a. Definisi Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38°C) yang...